Anak-anak mengemis di jalanan atau mengamen dengan nyanyian seadanya di atas bus dan perempatan jalan raya adalah sebuah pemandangan yang biasa kita temui sehari-hari di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan sebagainya. Banyak dari kita yang masih belum bisa menentukan pilihan, antara memberi atau tidak memberi uang, atau malah memilih untuk pura-pura tidak melihat dan tidak mempedulikan mereka. Karena pasti sudah banyak dari kita yang berpikir, “Pasti uangnya buat beli lem aibon atau buat beli rokok” atau “Mereka pasti di bawah ancaman preman-preman, uangnya pasti buat preman-preman itu”. Atau mungkin malah ada yang selalu dengan senang hati langsung memberi mereka uang dengan pikiran, “Memberi uang seribu rupiah untuk mereka tidak akan membuat kita jatuh miskin”. Ya, pikiran itu memang mungkin ada benarnya, tapi pernahkah kalian berpikir, apakah uang selalu menjadi jawaban untuk mereka? Jawabannya adalah engga!
Alasan jawaban kami yang pertama adalah, uang bukan merupakan pemikiran utama untuk anak-anak seusia mereka. Have you ever think this, what did you do back there when you were at their age? Ketika masih berusia sekitar 4-8 tahun. Anak-anak seusia mereka hanya tau dua hal, makanan dan mainan. (oke, belajar juga, tapi kayanya itu least priority deh, hehe :D) Pada waktu seusia mereka, pasti yang ada di pikiran kita hanya makanan-makanan enak seperti permen, kue, dan lain sebagainya, tanpa tau, darimana dan bagaimana mendapatkannya. Keadaan ekonomi keluarga mereka bukanlah suatu alasan bagi mereka untuk menggadaikan waktu belajar, waktu main, dan waktu istirahat mereka, dengan rupiah. Jadi, why don’t we just give them those? Bantu mereka untuk mendapatkan makanan-makanan enak tersebut supaya mereka tetap bisa melakukan hal-hal yang bisa anak-anak normal lain lakukan.
Alasan kami yang kedua adalah masih banyak anak-anak yang memang kekurangan sampai tidak mampu meneruskan pendidikan mereka tapi tetap memilih untuk tidak turun ke jalan. Jadi, turun ke jalan bukanlah suatu jawaban untuk masalah mereka. Oke, lets say mereka benar-benar sangat kurang, penghasilan orangtua mereka pun tidak cukup untuk menghidupi seluruh keluarga, tapi hey, that wasn’t a reason! Mengemis bukan jawabannya. Kalo kata Bung Karno dulu ada yang namanya “Berdikari”. Berdiri di atas kaki sendiri! Kita harus membiasakan diri untuk berusaha sendiri. Cobalah dengan kekuatan kita semampunya. Berhenti meminta. Berhenti mengemis. Karena kami percaya, setiap manusia di dunia ini mempunyai kelebihannya masing-masing. Tugas kita adalah mencaritahu hal tersebut. Budayakan malu untuk meminta sebelum berusaha. Hilangkan mental mengemis! Tapi permasalahan yang ada sekarang adalah, apa yang harus kita lakukan kepada anak-anak tersebut? Kalau kita memutuskan untuk tidak memberi mereka uang, lalu bagaimana mereka melanjutkan hidup?
Sekotak Susu untuk Anak Jalanan adalah sebuah jawaban untuk kalian. Instead of money, we decided to give them a milk. Kenapa susu? Jawaban yang paling utama adalah susu baik untuk kesehatan, terutama untuk anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Kalau mereka sehat, kebutuhan gizi mereka terpenuhi, mereka bisa menjadi lebih pintar. Kalau mereka pintar, mereka mempunyai kesempatan lebih besar untuk mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik lagi, dibandingkan dengan hanya mengemis. Sebenarnya ini bukanlah suatu jawaban mutlak. Susu ini bisa diganti oleh apapun, selain uang. Bisa coklat, permen, roti, kue, atau apapun, selain uang. Berhenti untuk memberi mereka barang bekas, barang yang sudah tidak kita pakai. Mulailah memberi apa yang kita sukai. Mulailah berpikir bahwa mereka pun seperti kita. Senang mendapat barang bagus, dan kecewa jika sebaliknya.
Satu hal tambahan, berhenti menyalahkan pemerintah. Kinerja mereka sudah terlalu lama kita keluhkan. Dan kita tidak mendapatkan dan mengubah apapun dengan hanya mengeluhkan mereka. Mulai bergerak. Mulailah untuk membuat suatu gerakan. Jika kalian berpikir bahwa ada suatu hal yang salah, lanjutkan dengan berpikir dan lakukan apa yang seharusnya benar. Kalau ada orang-orang yang seharusnya bertanggungjawab atas suatu hal yang salah tersebut, biarlah itu menjadi tanggungjawab moral mereka terhadap Tuhan mereka.
Ini mungkin bukanlah suatu solusi untuk mengakhiri permasalahan anak jalanan di Indonesia. Tapi hey, suatu yang besar pasti dimulai dari suatu yang kecil. Kami berharap, gerakan kami ini ke depannya bisa menjadi suatu awal yang baik untuk masalah mereka. Karena kami yakin, banyak sekali di luar sana, bahkan mungkin kalian yang sedang membaca ini, bahwa deep down inside of you, you do want to help them. You just don’t know how. And this, could be one of the answer 🙂
Tags: Anak Jalanan, Sekotak Surat, Sekotak Susu
Apa Kata Mereka